1. LEBARAN
“LEBARAN dalam bahasa Jawa berasal dari kata LEBAR yang ditambahi imbuhan AN, mempunyai arti dasar “SELESAI”
“Kita telah selesai berpuasa selama satu bulan di bulan Romadhon, semoga telah menjadi wadah bagi kita berubah menjadi lebih baik ke depannya.”
2. KUPAT (KETUPAT)
“KUPAT dalam tata KERATA BASA Jawa yang bisa dipanjangkan menjadi
NGAKU LEPAT, yang mempunyai arti MENGAKU BERSALAH”
“Setelah berpuasa diharapkan hati kita menjadi
suci kembali, hingga kita menjadi sosok yang mau mengakui kesalahan dan berani meminta maaf kepadanya.”
3. LEPET
“LEPET dalam tata KERATA BASA Jawa yang bisa dipanjangkan menjadi
ELEKE DISIMPEN SING RAPET, yang mempunyai arti KEJELEKAN DISIMPAN YANG RAPAT”
“Artinya bukan untuk mencoba berbuat salah dan menutupinya. Namun kita jangan pernah bangga melakukan kejelekan, kita sadar sekarang ini banyak sekali orang yang memamerkan kejelekannya ataupun kejelekan orang lain”
4. LONTONG
“LEPET dalam tata KERATA BASA Jawa yang bisa dipanjangkan menjadi
OLONE DADI KOTONG, yang mempunyai arti KEJELEKAN MENJADI TIDAK ADA”
“Setelah puasa dan bermaaf-maafan dengan para keluarga, teman dan tetangga. Maka sesama kita sudah tidak ada lagi dendam hati yang tersimpan, semua sudah ikhlas dimaafkan. Memulai kembali hubungan dengan bersih.”
5. SANTEN (SANTAN)
“SANTEN, makanan bersanten akan banyak dijumpai saat lebaran. SANTEN dalam bahasa Jawa mempunyai makna PANGAPUNTEN. Sebuah kata yang berarti meminta maaf.”
“Di hari raya idul fitri ini kita mempunyai momen kesempatan untuk bermaaf-maafan. Walau minta maaf tidak dibatasi waktu, mungkin dengan ini kita bisa dengan mudah saling memaafkan.”
0 Response to "5 Filosofi Istimewa Lebaran"
Post a Comment