Filosofi Titik dan Koma Untuk Hidupmu

Kali ini mari kita memaknai tentang tanda baca dalam sebuah tulisan. Ada banyak tanda baca dalam sebuah tulisan, ada titik, ada koma, ada titik dua, ada tanda tanya dan lain-lain. Mari kita memaknainya sehingga bisa menjadi sesuatu yang filosofis, walau bukan semuanya.

1. Filosofi Titik

Titik adalah sebuah tanda baca yang menunjukkan bahwa kalimat itu berhenti. Menandakan bahwa sebuah kalimat cukup untuk sekadar dipahami. Walaupun sebenarnya masih diteruskan oleh kalimat lain untuk membentuk sebuah paragraf. Kalimat itu berhenti, namun tidak pula selamanya berakhir tanpa kalimat lain.

Filosofinya :

Dalam hidup ini, kita memang

perlu yang namanya berhenti. Namun bukan berhenti yang benar-benar berhenti tidak melanjutkan sesuatu hal. Kita berhenti karena kita sadar, tak semua hal bisa langsungkan terus menerus. Kita menyadari bahwa jika terus berlangsung maka tidaklah cantik dilihat orang. Ada banyak hal yang memang harus seperti itu, namun ada pula yang memang harus terksesan panjang. Kita memotong beberapa bagian dari perjuangan kita dengan beberapa fase. Sederhananya seperti bersekolah, yang secara formal punya titik yang jelas. Ada batasan kelas, ada kelas 1, kelas 2, dan kelas tiga. Hal itu terbagi jelas, antar kelas seolah berhenti namun saling melanjutkan hingga akhirnya lulus. Jika dalam hidup ini yang tidak formal tentu masih banyak lagi. Mungkin istilah yang mendekati adalah fase atau tahapan kita dalam memperjuangkan sesuatu. Contoh mengejar jodoh, kita harus tahu titik dimana kita mengenal, titik dimana kita mendekati, titik dimana kita mengakrabkan, bahkan titik dimana kita harus berhenti memperjuangkannya. Karena tak selamanya pargaraf itu punya ending yang bahagia. Adakalanya sad ending, jadi kita tahu kapan kita memberi titik. Kapan kita harus melanjutkan kalimatnya atau tidak.

2. Filosofi Koma

KOma adalah sebuah tanda yang menunjukan jeda dari sebuah kalimat. Jika titik berhenti, maka koma adalah sekadar berhenti sejenak namun dilanjutkan kembali dengan masih dalam satu kalimat yang belum selesai diungkapkan kejelasannya. Koma sering kali juga menjadi sebuah tanda pemisah namun memperjelas suatu arti dari kalimat. Beda penempatan koma bis beda artinya Contoh : Budi sedang makan seekor kucing ada disampingnya.  Kalimat itu seolah budi sedang memakan seekor kucing yang ada disampingnya. Namun jika diberi tanda koma setelah kata makan, maka hasilnya adalaha : Budi sedang makan, kucing ada disampingnya. Maka bisa diartikan bahwa ketika Budi sedang makan, ada seekor kucing yang ada disampingnya.

Filosofinya :

Kita perlu sebuah jeda dalam hidup kita ini, dalam suatu hal perlu memberikan sebuah waktu sejenak untuk berhenti dan dilanjutkan kembali. Tidak selamanya satu hal harus dijalankan tanpa jeda, kita butuh jeda. Kita meliburkan diri kita sejenak untuk menghela nafas, namun jangan terlalu lama agar kita bisa melanjutkan kembali tanpa lupa hal yang akan kita lakukan. Kita bisa memperjelas apa yang ingin kita lakukan, hal itu juga bisa menjadi pemisah untuk memperbaiki keadaan. Seperti halnya kala mengejar sosok pujaan. Mengejar cinta kita, mengusahakannya untuk jadi jodoh kita. Ketika kita memberikan perhatian, tidak baik kita memberikannya perhatian secara terus-terusan dengan begitu panjang. Berikanlah jeda dalam memberikannya. Atau ketika baru mencoba mengenalnya, kita seharian kepo dengan dia. Tentu ia akan jengah sendiri. Paddahal dia tahu niat kita itu pun baik ingin berkenalan, namun jadi terkesan buruk bahkan bisa menjadi misskomunikasi. Seperti halnya misskomunikasi tentang kalimas si Budi tadi. Kita memang ingin memperjelas sebuah kalimat, namun terlalu panjang tanpa jeda justru membuat kalimat itu sulit dimenegeti. Begitupun perhatianmu, terlalu panjang tanpa jeda malahan membuat dia kebingungan.

*Semoga bermanfaat, kurang lebihnya dilengkapi sendiri ya. Ini hanya pendapat dari penulis.

Tweet