Momen lebaran adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu banyak orang. Di momen lebaran semua orang kerap kali bisa saling berkumpul, bisa saling berkunjung. Bahkan sudah menjadi tradisi di Indonesia ada yang namanya mudik. Pulang ke kampung halaman untuk menemui saudara. Selalin itu momen lebaran biasa dimanfaatkan banyak orang untuk menjalin silaturrohim antar semua. Baik itu untuk menjaga keharmonisan maupun untuk memperbaiki hubungan.
Kemudian pernahkah kamu merasa sangat berharap rumahmu akan dikunjungi seseorang? seseorang yang sangat kau harapkan untuk bertemu dengan keluargamu. Menemui orang tuamu, walau hanya sekadar untuk bercakap-cakap saja. Atau justru membawa kabar gembira tertentu. Yups, kamu menunggu seseorang yang kini tengah dekat denganmu. Seseorang yang telah terselip harapan kepadanya, bahwa mungkin dia adalah jodohmu. Kamu berharap sekali di momen lebaran kali ini dia akan datang dengan penuh keberanian, datang untuk berkunjung ke rumahmu.
Terkadang memang kita merasa gelisah, dengan alasan jarak. Dia merasa kesulitan datang berkunjung ke rumah, entahlah kita jadi merasa bahwa dia tidak bisa diandalkan. Haruskah menerima semua alasannya, atau kita memberikan arti bahwa dia itu memang tidak seberani yang kita kira. Atau lebih parahnya, dia tak seserius yang kita kira. Walau semua itu bukan patokan sebuah keseriusan, namun setidaknya harusnya dia mencoba meyakinkan diri ini.
Kita berharap dia akan datang, apa dia tidak ingin bertemu dengan sosok orang tua kita. Sekadar bercakap-cakap santai dengan orang tua kita. Bisa jadi hal itulah yang akan membuat langkah untuk pengakraban ia dengan keluarga kita. Bisa saling mengenal, hingga bisa jadi jalan untuk mendapatkan sebuah restu dari sang orang tua. Kalau tidak pernah mengenal, lalu bagaimana diri kita untuk mengenalkannya. Padahal orang tua seringkali mempunyai insting dan naluri perlindungan yang sangat luar biasa. Kita ingin tahu bagaimana nanti orang tua kita dapat mengenal dia. Hingga bisa membuat kita mengambil langkah selanjutnya.
Jika dia sering kali merayu, menggombal dan memberikan kata-kata manis tiap hari. Namun sayangnya tak pernah berani datang ke rumah untuk bersilaturrohim. Lah bagaimana kita bisa percaya, bukti nyata bukan sekadar rayuan dan gombalan semata. Setiap orang bisa merayu, namun apakah kita mau dirayunya setiap saat. Tentu kita butuh kejelasan, bagaiamana kedepan kita akan meneruskan. Mungkin di hari lebaran ini, ada niatan baik dia untuk mulai memajukan jalan.
"Aku berharap kamu segera datang, jangan tunda-tunda lagi."
Itulah yang kita inginkan, tak berharap untuk sekian lama lagi. Kita sangat ingin bahwa jika memang dia benar-benar sesuai kata-katanya, ia akan berikan waktu yang khusus untuk bersilaturrohim Syukur-syukur bersama orang tuanya. Makin akrab deh hubungan antar dua keluarga. Memang kadang langkah kita berat untuk datang. Ada rasa malu, minder, takut bakal ditanyai banyak hal. Kita takut tak bisa menjawab pertanyaaan-pertanyaan dari keluarganya. Ya inilah titik ujiannya, di antaranya memang harus berani menatap kedua mata orang tuanya. Tersenyum manis kepadanya, mungkin kita akan direstui oleh mereka. Tentu kita berharap hal yang demikian.
Kita berharap dia mengerti, walau memang bukan cuma itu jalan untuk dekat dengan orang tua kita. Masih ada banyak jalan lain yang bisa dilakukannya. Namun kita hanya inginkan, mungkin di hari istimewa ini kita pun bisa menjadi orang yang ia istimewakan untuk didatanginya.
0 Response to "Lebaran Kali Ini Aku Berharap Kamu Akan Datang Ke Rumah."
Post a Comment