Setiap orang memiliki pilihan berbeda dalam menanggapi cinta yang datang. Berbeda ketika menyikapi seseorang yang berniat memberikan cinta. Ada dari kita yang memilih untuk berpacaran terlebih dahulu, ada pula yang ingin dibuktikan dengan melamar saja. Setiap orang punya pilihan tersendiri, setiap orang punya alasan. Terpenting kita punya dasar untuk menjalaninya, dasar yang membuat kita yakin apakah hal itu benar atau tidak. Tidak hanya sekadar ikut-ikutan, atau bahkan sekadar gengsi-gensian mencari kesenangan sesaat.
Cowok : Maukah engkau jadi pacarku dek ???
Cewek : Masak Cuma dijadiin pacar ??? Hemmmmm???
Bagi kita yang ingin menyikapi cinta dengan tidak hanya sekadar pacaran. Tentu berharap orang yang berniat memberikan cintanya kepada kita itu tidak berkeinginan hanya menjadikan kita pacar semata. Kita mencoba memancing dirinya untuk ke tindakan yang lebih serius, kita hanya berhati-hati agar cinta yang ada bukanlah sebuah cinta yang dipermainkan. Bukan cinta yang hanya didatangi sebentar lalu ditinggar pergi seenaknya.
Cowok : Aku sangat menyayangimu dek...
Cewek : Percuma bilang sayang, jika cuma ngajak adek pacaran...
Kita ingin meyakinkan dirinya, bahwa jika benar-benar cinta untuk membuktikannya. Kita tidak ingin terjebak cinta ala remaja yang hanya datang sesaat. Cinta yang hanya berstatus pacar, tidak punya ikatan yang bisa diikatkan. Kita menyadari bahwa dalam pacaran kita tidak bisa menuntut pasangan kita untuk tetap bersama kita, Kala pacaran kita hanya bisa berharap si dia untuk tetap setia, untuk tetap mau menyayangi kita dan tidak akan meninggalkan kita.
Cowok : Aku begitu mencintaimu dek...
Cewek : Buktinya donk bang, datangi orang tuaku. Berani kan bang???
Kita menyadari ketika berpecaran itu kita sering mengkhawatirkan pasangan kita. Apakah dia akan menjadi sosok yang setia, apakah dia tidak tergoda dengan rayuan orang yang lebih baik dari kita. Karena kita menyadari bahwa selain diri kita, bahwa sungguh sangat banyak sekali orang yang lebih dari kita, Banyak yang lebih istimewa, banyak yang lebih rupawan dari kita. Jika seseorang berniat benar untuk mencintai kita, kenapa tidak datang saja menemui orang tua kita. Saling meminta restu untuk mengikatkan hubungan menjadi lebih sakral.
Cowok : Sudah lama abang memendam perasaan ini dek?
Cewek : Ehm-ehm kalau begitu, sudah siap kan meminta restu ???
Selama apapun perasaan yang kita rasakan pada seseorang, bukankah hal itu hanya perasaan saja. Jika tidak kita utarakan pada yang bersangkutan, bahkan tidak cukup saja untuk diutarakan saja. Kita harusnya bisa meminta persetujuan dari si dia, berlanjut lagi ke orang tuanya. Kita tentu tidak ingin membina hubungan dengan seseorang namun kelanjutannya justru tidak kita bicarakan dengan sang orang tua. Maka kita bisa melihat banyak teman kita, banyak yang akhirnya pupus cintanya karena terlambat meminta restu orang tua mereka.
Cowok : Dek pacaran dulu aja ya, untuk saling mengenal.
Cewek : Ah adek nggak mau di PHP bang, itu banyak temanku yang ditinggal aja walau pacarannya lama.
Sederhananya, kita berharap mendapatkan kepastian cinta yang ada. Tidak hanya sebuah harapan yang penuh rayuan. Bukan hanya janji manis yang penuh dengan gombalan-gombalan. Kita tidak ingin ditinggalkan setelah kita menumbuhkan perasaan cinta di hati kita. Kita tidak ingin kehilangan seseorang yang terlanjur kita cintai. Kita ingin dia memang benar-benar akan bersama kita dengan persetujuan di antara dua keluarga, Hal itu tentu yang bisa membuat hati kita lebih tenang dalam mencintai, tidak selalu khawatir dengan kelanjutan cinta ini kan kita kemanakan. Hal itu karena cinta itu butuh kepastian, agar cinta itu berlanjut ke dalam kebahagiaan.
Cowok : Hemmm maunya adek apa sih...??
Cewek : Simple ah... Kalau benar-benar serius, lamar aja!!!
0 Response to "Adek Maunya Dilamar Bang, Bukan Diajak Pacaran"
Post a Comment