"Banyak orang yang lebih suka mencontek, berbuat curang, dan sejenisnya."
Dalam kehidupan ini, mungkin kita sering menjumai orang-orang yang sangat suka sekali mencontek kerjaan orang lain. Mencontek yang tidak disetujui oleh yang dicontek, mencontek yang berarti buruk. Bukan sekadar meniru untuk mencontoh kebaikan, namun mengakui pekerjaan orang lain sebagai pekerjaannya. Ada juga yang berbuat berbagai kecurangan lain dalam melakukan banyak hal, entah apa yang ada dalam fikiran mereka. Mereka seolah tidak menghargai sebuah proses dalam menjalani sesuatu hal.
"Ia lupa, bahwa kemanfaatan itu bukan dari nilai akhir. Tetapi proses mendapatkan nilai itu sendiri."
Mungkin diri kita pernah melihat teman kita saat sekolah, jika di saat ujian atau tes akhir memilih untuk mencontek. Entah mencontek pekerjaan teman, atau membawa contekkan berupa buku atau catatan yang dibungkus rapi. Seolah dunia ini hanya berorientasi pada nilai, bukan pada prosesnya. Kita menjadi miris, seseorang lebih menghargai nilai akhir daripada proses menuju akhir.
"Sekalipun prosesnya penuh kebohongan. Manusia memang bisa saja tertipu dengan memuji nilai akhir kita, namun Allah tidak pernah tidur untuk sekadar mengawasi semua gerak-gerik kita."
Kita memang bisa manusia dengan berbagai kebohongan kita dalam membuat hasil sebagus-bagusnya. Kecurangan-kecurangan kita tidak bisa sepenuhnya dilihat oleh manusia, namun Allah Ta'ala selalu meilhat apa yang kita lakukan. Dia tidak pernah tidur mengawasi diri kita. Sekalipun tidak ada seorang pun yang melihat, kita memang sebenarnya selalu di awasi oleh pengawasan Tuhan.
"Proses memperjuangkan sesuatu memang terkadang terasa begitu berat. Sesuatu yang istimewa memang kemungkinan tidak bisa diperoleh dengan mudah. Yang terpenting kita mau berusaha."
Terkadang memang seseorang lebih memilih cara yang praktis, walau penuh dengan kecurangan. Namun bagi orang yang ingin jujus, memanglah sebuah proses yang baik yang harus diutamakan. Bukan saja kebahagiaan dunia yang ia perjuangkan, namun kebahagiaan akhirat yang lebih utama. Semua keberhasilan yang akan kita peroleh, yang kita harapkan. Semua itu yang terpenting adalah usaha kita dalam menjalaninya. Allah lah yang akan memutuskan kita seberhasil apa dalam usaha-usaha kita. Proses memperjuangkan sesuatu memang terkadang terasa begitu berat. Sesuatu yang istimewa memang kemungkinan tidak bisa diperoleh dengan mudah. Yang terpenting kita mau berusaha.
"Setahap demi setahap, selangkah demi selangkah. Walau lama, kita memang harus mencoba menikmatinya proses yang ada."
Terserah orang lain mau berbuat seperti apa, yang terpenting kita sendiri berusaha berproses dengan cara yang baik. Allah SWT niscaya lebih melihat proses kita dalam berusaha, daripada melihat hasil akhir yang telah kita dapatkan. Perasaan bangga dan bahagia saat semua itu hasil dari proses baik kita sendiri. Bukan dari kesuksesan semua yang penuh kebohongan belaka.
0 Response to "Yang Terpenting Itu Prosesnya, Tidak Hanya Nilai Akhirnya."
Post a Comment