Cowok : Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku, aku harus bagaimana yaaaa.
Cewek : Ehm-ehm meminta restu kepada orang tuaku.
Ketika kita mencintai seseorang, ada yang berani diungkapkan ada pula yang hanya menyimpannya dalam hati. Sebuar rasa ketika diungkapkan kepada sosok yang dicintai tentu luar biasa rasanya. Hal itu memang tidak semua orang bisa dengan mudah atau memang tidak semua orang mau dengan tergesa-gesa. Padahal hal itu baru untuk orang yang dicintai. Seringnya dengan mengatakan seraya meyakinkan bahwa diri kita mencintainya, bahwa diri kita menyayanginya atau dengan berbagai ungkapan lainnya. Hal terpenting tentang rasa cinta yang kita rasakan adalah bagaimana rasa cinta itu akan tetap bertahan dan bersemi selamanya. Tidak lain adalah menghadap orang tua sosok yang kita cintai. Berusaha mendapatkan restu orang tua tersebut. Hal ini karena memang bukan tentang cinta-cintaan, atau hanya sekadar rayuan gombal semata.
Cowok : Sebenarnya aku ingin segera melamarmu meminta restu, namun aku takut ditanya macam-macam orang tuamu.
Cewek : Jika serius, berani itu ya harus.
Tentu butuh suatu keberanian untuk bisa datang ke orang tua sang gadis pujaan hati. Butuh kepercayaan diri untuk meminta restu kepada orang tuanya untuk menjadikan dia sebagai istri kita. Ada berbagai macam hal yang tergambarkan dalam fikiran kita. Hal-hal yang sering kali membuat diri kita gugup sebelum menghadap. Takut ditanya berbagai macam pertanyaan. Khawatir jika tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh ayah ibunya. Mungkin tergambar pertayaan tentang pekerjaan, kesibukannya apa, dan lain-lain. Orang tua sang gadis kemungkinan besar akan bertanya tentang mengapa kita menginginkan anaknya menjadi jodoh diri kita, apakah alasannya. Kelihatannya begitu mendebarkan terbayang, namun memang jika ingin mendapatkan cinta sang gadis maka tentulah diri ini harus berani menghadap sebagai bukti keseriusan kita.
Cowok : Aku takut bakal ditolak, aku khawatir bakal tidak direstui denganmu. Aku takut hal itu yang akan terjadi.
Cewek : Jika tidak ditanya sendiri, mana tahu bang jawabannya.
Rasa gugup dan grogi itu wajar, karena memang hal itu wajar dialami. Apalagi terkait hal yang sangat penting bagi kehidupan kita. Tentang perasaaan cinta kita, tentang dua hati yang ingin disatukan untuk selama-lamanya. Memang ada perasaan takut ditolak, ditolak atau tidak itu memang konsekuensinya. Maka dari itu maka kita perlua meningkatkan kualitas diri kita, kepantasan diri kita untuk meminang seorang gadis. Meminta restu bukan hanya soal nekat, langsung menghadap dan hanya berteori tentang cinta. Lalu apakah diri kita sudah siap, diri kita sendiri yang tahu. Jika diri ini terlalu takut ditolak, justru itu penghalangnya. Mengapa kita tidak memberanikan diri? jika kita memang inginkan si dia menjadi jodoh kita?
Cowok : Tetapi aku sedih jika engkau nanti keburu dilamar orang, jika ada orang lain yang mendahuluiku. Aku sedih bayangin itu.
Cewek : Ya sudah... Jika yakin datang saja, jika belum ehm-ehm yang semangat ya.
Kita tentu tidak bisa memaksa orang lain untuk selalu menunggu kita. Jika kita justru begitu lama tidak memberikan kepastian. Seseorang juga punya rasa kekhawatiran tentang apakah diri kita serius padanya. Lalu mengapa masih selalu menunda-nunda. Tentu kita sedih jika membayangkan si dia bersama orang lain. Tiba-tiba ada orang lain yang maju duluan melamarnya. Ya kalau ia menolaknya, kalau dia menerimanya. Tentu cinta yang terasa di hati menjadi sakit tiada terkira. Padahal ini hanya bayangan saja namun sudah membuat diri kita bersedih. Maka tidak lain jika benar kita inginkan dirinya, kita harus persiapkan diri dengan sebaiknya. Memantaskan diri lebih baik, entah cepat atau lambat kita memang berniat melamarnya. Namun jangan sampai selalu ditunda-tunda, nanti keburu orang lain yang akan mendapatkannya.
Cowok : Apakah cinta ini sia-sia, apakah aku bisa bersanding denganya?
Cewek : Jika benar cinta, ya harus semangat. Jika ingin bersanding denganku, itu orang tuaku sudah menunggumu.
Cinta harusnya memberikan kekuatan dan semangat pada diri kita. Membuat diri kita lebih giat berjuang untuk mendapatkannya. Dengan pemantasan-pemantasan diri sesuai prinsip kita masing-masing. Entah itu dari pekerjaan, entah itu dari prestasi, entah dari karya-karya diri kita, atau dari berbagai hal lain yang bersifat positif. Orang tua si dia sudah menunggu diri kita datang. Menanti diri kita yang akan mengatakan sejujurnya perasaan kita kepada anaknya. Bapak ibunya sudah menanti untuk membicarkan tentang jodoh bagi anaknya. Bukankah diri kita begitu ingin si dia menjadi jodoh kita, maka tidak lain kita harus semangat menjalani hidup ini. Bersemangat memantaskan diri untuk mendapatkan restu dari orang tuanya. Hingga kita bisa wujudkan bahwa dia akan menjadi jodoh kita yang akan membuat kita bahagia.
Saya tau dr fb, kreatif ^_^ ijin share ya
ReplyDeleteSilahkan kakak :)
ReplyDelete