"Namamu memang sangat rahasia bagiku, tetapi tetaplah engkau itu nyata tertulis untuk diriku."
Hai jodoh, ini tentang dirimu yang memang begitu sangat rahasia bagiku. Engkau begitu menjadi misteri dalam hidupku, Tidak pernah sedikitpun aku tahu tentang dirimu. Engkau memang begitu sangat rahasia sekali, hanya Allah SWT yang mengetahui hal itu. Walaupun engkau begitu sangat rahasia, aku yakin saja bahwa memang dirimu sudah tertulis untukku. Telah tertulis jelas bahwa ada sosok yang akan mendampingi diriku.
"Engkau, memang belum aku tahu datangnya kapan. Harinya apa dan tanggal berapa. Tetapi aku yakin pasti engkau akan datang."
Hari-hari telah banyak berlalu aku lalui, sedikitpun aku tidak pernah tahu datangmu itu kapan. Entah itu tanggal berapa, entah itu tepat pada hari apa dan jam berapa pula. Engkau sesuatu yang tidak aku ketahui datangnya kapan, namun aku yakini kedatanganmu. Hal itu karena aku menyadari bahwa setiap orang telah diberikan jodoh oleh Allah Ta'ala. Tentang datangnya kapan, aku hanya ingin yakinkan bahwa engkau akan datang di waktu yang tepat untukku.
"Teman-temanku sih beberapa sudah ada yang nikah, tak apa lah. Tentu engkau akan datang di waktu yang tepat."
Banyak dari teman-temanku yang sudah pada menikah, dan aku disini masih belum. Aku masih menanti kedatanganmu. Tetapi itu bukan masalah yang harus aku pusingkan atau membuatku harus bergalau ria setiap hari. Setiap orang sudah ditentukan waktunya kapan, aku hanya berusaha untuk mewujudkannya. Engkau tentu disana juga sedang mengusahakannya, hingga nanti kita akan bertemu juga.
"Diri ini hanya perlu sabar menanti, sambil menanti aku mencoba melakukan hal-hal untuk memantaskan diri. Belajar, bekerja, dan apa saja lah..."
Sambil diri ini menanti sosokmu, aku berusaha memantaskan diriku untukmu. Entah ini bisa disebut pemantasan atau tidak, aku hanya terus belajar, terus bekerja atau terus melakukan hal-hal yang aku rasa bisa bermanfaat untukku. Sehingga waktu ini terasa tidak terbuang sia-sia dalam menantimu, aku pun ingin menyambutmu dengan baik. Hal itu karena memang dirimulah insya'Allah sebagai sosok yang terbaik bagiku.
"Terkadang greget juga sih lihat orang lain sudah bergandengan, tetapi aku tetap sabar kok menantimu dengan segenap senyuman."
Siapa yang tidak greget dan terkadang gemas sekali, saat melihat teman-temannya sudah bergandengan tangan. Apalagi terkadang mereka menyindiri-nyindir manja sambil bermesraan dengan pasangannya masing-masing. Rasanya aku ingin segera bergandengan dengan tanganmu, menyelipkan jemari-jemariku di antara jemarimu. Sehingga ikut beromantis bahagia seperti mereka. Tetapi aku masih sabar kok, aku tetap ingin tersenyum dalam menantimu.
"Terkadang sih pengen banget untuk segera bertemu, namun aku sadari bahwa Allah SWT adalah perencana terbaik untukku."
Aku terkadang berharap engkau segera akan datang, bahkan sering pula aku berharap itu dalam doa-doaku. Ingin sekali segera bersama dirimu, membina sebuah keluarga denganmu. Namun aku sadari bahwa memang Allah Ta'ala telah merencanakan yang terbaik bagiku. Aku tidak boleh protes dengan keadaaan, aku justru harus selalu mensyukurinya. Aku harus menikmati setiap momen yang ada, agar dalam menantimu aku selalu sabar dan bahagia.
"Karena aku tahu, bahwa setiap orang pastilah nanti bertemu dengan jodohnya. Begitupun tentang aku dan kamu..."
0 Response to "Hai Jodohku, Aku Masih Sabar Menantimu kok!"
Post a Comment