"Saat suami sibuk bekerja, kamu jangan sibuk upload foto di media. Bagaimana perasaan suamimu saat melihat banyak orang merayu kecantikanmu?"
Tentu sedih rasanya saat melihat orang yang dicintai dirayu orang lain. Sedih rasanya orang yang kita cintai justru dirayu orang, dan lebih terasa sedih saat orang yang kita cintai itu malah merespon rayuannya. Mungkin kita bisa melihatnya sekarang, banyak sekali yang hobbi upload foto tentang kecantikan diri sendiri. Bergaya dengan secantik mungkin, lalu memberikan sedikit caption tentang foto itu. Entah itu hanya sekadar kalimat sapaan selamat pagi, selamat siang atau selamat-selamat yang lain. Kata selamat pagi dan siang itu memang bukan masalahnya, namun sakit hati yang terasa jika kita melihat justru kecantikan yang ada justru ingin dipamerkan dan mendapat pujian orang lain.
"Mungkin kau ingin membuat bangga suamimu dengan caption-caption semangat, namun disertai foto manja nan cantik itu justru menarik perhatian banyak lelaki lain. Lihatlah berapa banyak yang komentar tak sopan."
Kita memang terkadang ingin membuat pasangan kita bangga dalam mencintai kita. Kita ingin orang yang telah memilih kita akan merasa bangga karena telah memilih orang seperti kita. Dengan berbagai cara kita membuat dirinya bangga. Namun apakah justru dengan memamerkan kecantikan diri, mengeksposnya secara berlebihan. Tentulah hati pasangan kita bukan menjadi bangga, namun justru begitu was-was dan khawatir. Hal itu karena justru banyak sekali yang tertarik dengan cantiknya kita. Hingga tidak jarang banyak yang komentar yang kurang sopan, bahkan memang ada yang tidak sopan sama sekali. Niat kita yang ingin membuat pasangan bangga justru menjadi sebaliknya. Bukankah ada cara lain untuk membuat pasangan kita mencintai kita. Cara sederhana tanpa membuat orang lain justru punya kesempatan untuk merayu kita.
Kita memang terkadang ingin membuat pasangan kita bangga dalam mencintai kita. Kita ingin orang yang telah memilih kita akan merasa bangga karena telah memilih orang seperti kita. Dengan berbagai cara kita membuat dirinya bangga. Namun apakah justru dengan memamerkan kecantikan diri, mengeksposnya secara berlebihan. Tentulah hati pasangan kita bukan menjadi bangga, namun justru begitu was-was dan khawatir. Hal itu karena justru banyak sekali yang tertarik dengan cantiknya kita. Hingga tidak jarang banyak yang komentar yang kurang sopan, bahkan memang ada yang tidak sopan sama sekali. Niat kita yang ingin membuat pasangan bangga justru menjadi sebaliknya. Bukankah ada cara lain untuk membuat pasangan kita mencintai kita. Cara sederhana tanpa membuat orang lain justru punya kesempatan untuk merayu kita.
"Saat suami bekerja keras bahagiakanmu, janganlah menyibukan diri memamerkan cantikmu di media sosial. Saat itu yang melihat cantikmu justru bukan suamimu, malah orang lain."
Terkadang untuk mengisi kesibukkan diri, seseorang bisa melakukan banyak hal. Tidak jarang kita bisa melihat banyak orang yang mengisinya dengan bermain-main di media sosial. Apalagi sekarang ini seolah manusia tidak bisa lepas dari dunia internet. Sehingga dengan mudah manusia bisa saling menyapa di dunia maya. Dengan mudah manusia bisa menghabiskan waktunya di depan layar kaca. Namun memang tidak kita pungkiri, ada banyak yang terlihat selintas atau bahkan sering mengupload fotonya saat suami sedang bekerja. Kalau ditanya memang jawabnya terkadang asal, beralasan supaya suami dapat melihatnya. Namun hal itu justru bukan suamilah yang akan melihatnya sendiri, ribuan orang justru yang lebih melihatnya. Karena sang suami sedang sibuk-sibuknya bekerja.
"Suamimu lebih bahagia bukan karena dirimu upload foto manja dan cantik. Ia lebih bahagia saat dirimu menjadi sosok istri yang menjaga kecantikannya untuk suaminya sendiri. Bukan untuk dipamerkan, bukan untuk mengharap pujian orang lain."
Secantik apapun diri kita dan segokil apapun foto kita. Serta senarsis apapun gaya yang kita lakukan. Niscaya suami kita lebih merasa bahagia jika memiliki istri yang solihah, yang menjaga kecantikkannya untuk suaminya. Bukan yang suka memamerkannya, bukan yang suka mengharap pujian orang lain, bukan yang suka dirayu orang lain. Hal itu karena memang dirinya yang pantas untuk itu semua, bukan orang lain.
0 Response to "JADILAH ISTRI YANG BAIK, KECANTIKANMU BUKAN UNTUK DIPAMERKAN DI MEDIA SOSIAL"
Post a Comment