“Menyadari bahwa sosok yang telah bersama kita adalah sosok yang istimewa, walau memang tentunya banyak sekali yang lebih istimewa.”
Cinta itu akan bertahan jika kita dan pasangan kita mencoba untuk saling setia. Setia menjadi hal mutlak dalam membina kasih sayang yang ada. Tanpa rasa setia, niscaya salah satu dari kita akan kecewa dan akhirnya terluka. Kita menyadari bahwa yang lebih baik dari dirinya tentu banyak sekali, yang lebih istimewa darinya juga sangat banyak sekali. Hal itu karena yang lebih baik tentu tidak ada habisnya. Namun sejatinya kita pun harus mengerti, bahwa orang yang kita cintai itu pun adalah sosok yang istimewa. Serta dialah yang selama ini mau bersama kita, bukan orang lain.
“Sering kali memang kesetiaan diuji saat terasa ada yang lebih baik mendekat, namun apakah kita lupa begitu baiknya orang yang selama ini telah bersama kita."
Tentu banyak sekali yang menguji hati ini untuk tetap menjaga perasaan setia. Ada kalanya sosok yang begitu menawan mendekat kepada diri ini, mencoba memberikan perhatian menguji cinta ini. Seolah merayu diri kita dengan berbagai rayuan kebahagiaan yang lebih dari pasangan kita. Memang sih seorang bisa berjanji dan menaburkannya dalam angan-angan kita. Bahwa kedepan akan begini dan begitu, serasa indah sekali. Namun, apakah kita lupa dengan kekasih yang selama ini telah bersama kita. Ia yang tidak hanya berjanji, namun selama ini telah memberikan bukti menyayangi kita dengan segenap usahanya.
“Seolah sosok yang baru itu janjikan beragam kebahagiaan yang lebih, kita harusnya sadar bahwa kebahagiaan itu tidak akan pernah terpuaskan jika tidak ada rasa menerima.”
Batas kebahagiaan itu sepertinya memang tidak ada batasnya, karena memang manusia akan selalu merasa tidak puas terhadap apa yang dimilikinya sekarang. Kecuali ada perasaan menerima dengan kondisi yang sekarang, mau menerima dan menikmati apa yang sudah ada. Bukan menuntut dan mencari yang lebih dan lebih lagi. Bahayanya sifat tidak puas dalam mencintai adalah mencari yang lebih-lebih lagi, jika hanya menuruti hal itu niscaya diri kita akan terbudakkan oleh nafsu sendiri.
“Bukan tentang tidak boleh mencari yang lebih baik, ini bukan tentang barang atau benda. Ada hati dan ikatan yang telah kita bina, mengapa harus dengan tega hati mengkhianatinya?”
Mencari yang lebih baik memang boleh saja, namun jika memang belum ada ikatan hati yang telah dijanjikan. Tidak ada orang yang kan tersakiti karena kita memilih orang lain. Cinta itu bukan benda, cinta itu terasa dan ada di hati. Jika benda mudah terganti begitu saja, orang yang telanjur dicintai tidaklah bisa dengan mudah mengganti perasaannya. Mengapa diri kita tega mengkhianati, padahal diri kita tidak ingin dikhianati. Lebih baik selalu bersama dan saling menerima, saling menguatkan dalam suka dan duka. Saling terbuka dan membuka diri, jika ada kekurangan maka saling memperbaiki. Bukan justru mencari pelampiasan hati pada orang lain.
“Tidak ada yang sempurna di dunia ini, selalu ada yang lebih menawan. Ada lagi dan ada lagi. Sampai kapan kita harus mencari, jika kita telah dapatkan sosok yang mau memberi cinta pada hati.”
Mungkin diri ini sudah sangat memahami bahwa memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, tidak ada yang bisa memiliki sifat yang komplit sesuai harapan kita. Ada kelebihan yang dimiliki, adapula kekurangan-kekurangan pada dirinya. Sampai kapan kita akan menuruti ego nafsu sendiri, bukankah kita sudah mendapatkan orang yang menyayangi diri kita. Orang yang sekarang bersama kita dengan apa adanya dirinya yang mencintai kita. Bukankah sungguh beruntung jika masih ada orang yang masu bersama kita, mencintai kita padahal kita jugsa seperti ini adanya.
“Bahagianya cinta, jika saling setia dan saling menerima. Berusaha berdua untuk saling membina. Mungkin kita bukanlah siapa-siapa, namun dengan berdua niscaya bisa jadi sangat istimewa.”
0 Response to "Tentang Rasa Setia Dan Menerima, Jangan Lepaskan Mutiara Di Genggaman Jika Hanya Tergoda Kilau Berlian Yang Berada di Kejauhan"
Post a Comment