“Berat tentu rasanya melepaskan anak yang begitu kami sayangi. Maka jika engkau benar-benar serius mencintainya, jangan sekali-kali engkau mempermainkan cinta di hatinya. Bisa?”
Sebagai ayah dan ibunya, kami begitu menyayangi dia. Dari ia terlahir hingga sampai saat ini kami begitu menyayangi dirinya. Jika memang engkau benar-benar mencintai anak kami, benar-benar menyayangi dirinya. Maka jangan sekali-kali engkau mempermainkan cintamu Nak, jangan sekali-kali engkau mempermainkan cinta di dalam hatinya. Apakah kamu bisa melakukannya? mencintai anak yang selama ini kami sayangi itu sepenuhnya? Apakah bisa?
“Anak yang telah kami besarkan dari kecil, kami besarkan dengan kasih sayang. Bahagiakanlah ia, sebagaimana kami berusaha bahagiakan ia selalu setiap waktunya. Bisa?”
Engkau harus bisa membahagiakan dirinya. Berusaha membahagiakan dirinya setiap waktu. Dari kecil hingga seperti sekarang, kami selalu berusaha memabahagiakan dirinya. Kami memang merasa lelah, namun seolah kami tidak merasa lelah jika harus membahagiakan dirinya. Kami harapkan engkau bisa lmelakukan hal yang sama, membahagiakan dirinya dengan begitu ikhlas. Engkau harus ikhlas dalam mencintainya, apakah engkau bisa Nak?
“Engkau harus berjanji pada kami, engkau akan menjadi pasangan yang setia. Kami berikan tanggung jawab padamu. Jangan kecewakan dirinya, jangan sampai engkau mengkhianati dirinya?. Bisa?”
Cinta yang bahagia dan langgeng tentu harus berdasarkan kesetiaan. Tanpa rasa setia maka jalinan kasih sayang yang ada akan menjadi tidak harmonis. Maka engkau harus berjanji bisa setia dengan anak kami tercinta. Jangan sampai dirimu tidak setia, jangan sampai mengcewakan anak kami. Jangan Buat hatinya terluka, jadikanlah ia memang kekasihmu untuk selama-lamanya. Yang engkau cintai sepenuhnya. Apakah engkau bisa berjanji untuk bisa setia? tidak akan mengkhianatinya?
“Sebandel apapun anak kami, kami dengan penuh sabar mendidiknya Nak. Jika suatu hari kalian bertengkar, jangan sampai dirimu bertindak dengan kekerasan padanya. Didiklah ia nanti dengan penuh cinta. Bisa?”
Tidak dipungkiri, bahwa anak kami tidak sepenuhnya selalu berbuat baik. Dari kecil hingga sekarang, ia pun pernah nakal dan bandel. Hingga terkadang membuat kami merasa sedih dan terkadang pula jengkel. Namun Nanti engkau semoga bisa selalu mengarahkannya jika ia salah, ia nakal atau apapun istilahnya. Jangan engkau didik anak kami dengan kekerasan, didiklah dengan kasih sayang. Agar ia bisa memang tulus berbuat baik sebagai kekasihmu. Apakah bisa Nak ?
“Kami rela bekerja keras demi dirinya, rela membanting tulang demi melihat tawa riangnya. Bekerjalah sekuat tenagamu untuk bisa nafkahi dirinya, semangatlah untuk bahagiakannya. Bisa?”
Engkau jika nanti jadi kekasih dari anak kami. Engkau harus semangat selalu dalam bekerja, semangat dalam memberi nafkah untuknya. Karena kami dari dahulu pun demikian, kami begitu bersemangat untuk bisa mencari rizki buat dirinya. Semangatlah dalam berjuang untuk kebahagiaannya, jangan lupa untuk menasihatinya agar senantiasa mendoakanmu dalam bekerja. Jadikanlah kalian saling mendukung dalam bekerja. Namun bekerjalah dalam jalan kebaikan, jangan bekerja dijalan yang tidak disukai Allah SWT. Carilah rizki yang halal, sedikit banyak yang terpenting adalah barokah.
“Tak usah engkau janjikan harta yang berlimpah kepada kami untuk bahagianya. Tetapi yakinkanlah kami bahwa dirimu akan selalu membimbing anak kami dalam jalan kebaikan. Jadi imam yang baik buatnya.”
Untuk sekarang tidak usah dirimu menjanjikan ini dan itu, punya ini dan punya itu. Harta dan kekayaan bukanlah kunci dari kebahagiaan yang utama. Tetapi yakinkanlah pada kami, bahwa memang engkau memang akan selalu membawa anak kami dalam jalan kebaikan. Selalu membimbingnya dalam berbuat baik. Engkau akan selalu berada di jalan yang baik bersama dirinya. Jadilah dirimu nanti sebagai imam yang baik buat anak kami, hingga memang bisa berjuang bersamanya menuju bahagia di dunia dan akhirat kelak nantinya.
“Jika engkau tak mampu melakukan itu semua, mundurlah saja. Namun jika engkau benar-benar mencintai anak kami, niscaya engkau dengan senang hati melakukannya.”
0 Response to "Pesan Dari orang Tuaku, Untukmu Yang Ingin Meminangku"
Post a Comment