Setiap orang tentu pernah merasakan cinta, entah disengaja atau memang tumbuh tanpa sadar di dalam hatinya. Begitupun diriku, aku tidak tahu kapan mulainya aku mulai menaruh hatimu. Kerap memperhatikanmu dari kejauhan. Mulai tertarik dengan berbagai aktifitasmu. Hingga aku bertanya-tanya pada diri ini, apakah benar aku sedang jatuh cinta padamu. Apakah diriku sedang mencintaimu, mencintai dari kejauhan. Hanya bisa menatapmu sesekali adanya, memandangmu sebentar-sebentar saja. Ada perasaan bahagia, namun takut jika ketahuan adanya. Ada rasa penasaran, namun tidak pernah berani mengungkapkan.
"Saat ini, menatapmu dari jauh bagiku sudah cukup. Aku belum ingin cinta ini berjalan terlalu jauh. Walau aku berharap bisa bersanding denganmu kelak."
Aku masih ingin mencintaimu seperti ini dahulu, mungkin tanpa ada yang tahu untuk saat ini. Aku masih nyaman dengan perasaan ini, walau terkadang juga takut jika engkau telah menyukai seseorang yang lain disana. Biarlah, aku rasa memang aku belum siap mengungkapkan perasaan yang ada. Masih butuh waktu untuk bisa bersama dirimu. Cinta tidak hanya sekadar saling berkata I love You. Tidak hanya sekadar jadian lalu bilang saling sayang. Cukuplah seperti ini dahulu, mencintaimu dalam diamku. Hingga aku diam-diam mendoakanmu.
"Dalam hatiku tetap bertanya-tanya, walau aku masih diam saja. Apakah diriku bisa engkau terima, apakah engkau mau memilih diriku."
Ada beragam pertanyaan yang terkadang menghujani diriku sendiri. Pertanyaan-pertanyaan tentang dirimu. Apakah aku punya kesempatan yang besar untuk bisa engkau cintai juga. Apakah suatu saat engkau akan tertarik denganku juga. Apakah ada hari dimana dirimu juga menunjukkan sebuah perhatian istimewa untuk diriku. Mungkin saat ini aku pun tidak bisa menjawab berbagai pertanyaanku sendiri itu. Aku hanya bisa memantaskan diriku sendiri. Hal itu mungkin salah satu cara terbaik untuk bisa membuatmu menoleh kepadaku. Menjadi sosok yang memang pantas engkau cintai. Tentu engkau akan memilih, aku ingin menjadi salah satu prioritas yang nantinya akan kau pilih. Walau aku pun tak punya modal besar untuk meyakinkan harapanku itu. Namanya juga harapan, terkadang aku memimpikan sesuatu yang seolah terkadang mustahil aku lakukan.
"Tak apa aku menatapmu dari jauh. Hingga diam-diam menaruh hati padamu. Setidaknya aku bukan orang yang berpura-pura menyukaimu."
Aku sedikit tersadar, kemungkinan engkau pun akan tahu bahwa diriku begitu menaruh hati padamu. Engkau kemungkinan akan menyadari bahwa ada orang yang sering perhatikanmu dari jauh, yaitu aku. Aku entah harus berbuat apa saat hari itu terjadi. Mungkin akan ada perasaan campur aduk yang terasa. Namun aku berharap saat itu akan berujung bahagia. Hal itu karena walau aku mencintai dari jauh, memperhatikanmu dari jauh, menatap memandangmu dari jauh. Setidaknya diri ini tidak berbohong bahwa diriku mengharapkanmu jadi jodohku.
Aku sedikit tersadar, kemungkinan engkau pun akan tahu bahwa diriku begitu menaruh hati padamu. Engkau kemungkinan akan menyadari bahwa ada orang yang sering perhatikanmu dari jauh, yaitu aku. Aku entah harus berbuat apa saat hari itu terjadi. Mungkin akan ada perasaan campur aduk yang terasa. Namun aku berharap saat itu akan berujung bahagia. Hal itu karena walau aku mencintai dari jauh, memperhatikanmu dari jauh, menatap memandangmu dari jauh. Setidaknya diri ini tidak berbohong bahwa diriku mengharapkanmu jadi jodohku.
Yess....
ReplyDelete