Sebagai seorang anak mungkin kita pernah ditanyakan oleh orang tua kita tentang masa depan kita bersama seseorang. Kita yang mungkin sudah berusia yang sudah tidak remaja lagi. Kita sudah mulai beranjak dewasa. Hingga orang tua kita penasaran apakah kira-kira anaknya sudah berpikiran untuk menikah atau belum. Menanyakan kepada kita dengan gaya bercanda namun memang mengandung sebuah hal yang serius. Pertanyaan yang terkadang membuat diri kita terdiam, mengapa orang tua kita menanyakannya. Apalagi pada saat ditanya, memang belum ada calon yang yang kita harapkan atau siapkan.
"Nak, apa engkau belum ingin memberikan cucu-cucu yang lucu buat emak?."
Orang tua tentunya begitu senang jika bisa menimang cucu dari putra-putrinya. Kita yang mungkin belum ingin menikah, tiba-tiba ditanya kapan menikah. Apalagi ditanya tentang cucu yang akan kita berikan untuk orang tua kita. Nikah aja belum, sudah ditanya disindir-sindir tentang cucu buat mereka. Mungkinlah usia kita yang sudah cukup matang, hingga dirasa oleh mereka sudah saatnya membina keluarga. Akhirnya bisa menghadirkan cucu-cucu buat mereka. Cucu yang lucu untuk membuat mereka tersenyum bahagia karena memiliki keluarga baru.
"Nak, jauh dirimu telah berpetualang kesana kemari. Apa engkau belum menemukan jodohmu.?"
Kita ditanya banyak hal, karena memang di usia kita yang sekarang kita sudah berpergian ke banyak tempat. Kita sudah mengenal banyak orang dimana-mana. Mungkin saat kita sekolah atau kuliah dulu, belum lagi saat kita dalam pekerjaan. Kalau sampai sekarang belum juga memberikan tanda-tanda ingin menikah. Wajar jika orang tua kita penasaran menanyakan sosok yang kira-kira bisa membuat kita jatuh cinta. Menanyakan kira-kira ada apa dengan anaknya, mengapa sampai sekarang belum juga memilih seseorang untuk mendampingi dirinya berkeluarga.
"Nak engkau punya cita-cita apalagi yang ingin kau wujudkan dulu? Emak sudah ingin melihatmu di pelaminan."
Suatu hari ditanya pula tentang semua harapan kita, apakah masih banyak yang ingin wujudkan sebelum memngakhiri masa lajang. Apakah masih ada harapan yang sedang kita kerjar dengan semangat, hingga seolah melupakan tahapan kehidupan berupa menikah. Orang tua niscaya sangat bahagia ketika melihat anak mereka berada di pelaminan. Tidak selamanya tersibukkan dengan berbagai harapan yang ada. Seolah memang harapan itu bisa kita tunda untuk menikah terlebih dahulu. Namun mungkin kita berpikiran lain, kita yang ingin mewujudkan ini dan itu dahulu baru menikah nanti.
"Nak bukan maksud Emak untuk membuatmu terburu-buru menikah, tetapi memang sudah waktunya."
Orang tua kita terkadang bertanya, atau di antara kita ada yang sangat sering ditanyai tentang waktunya menikah. Bukannya mereka ingin membuat diri kita terburu-buru, mereka mungkin sudah tidak sabar untuk melihat kita berkeluarga. Ingin menyaksikan kita di pelaminan bersama jodoh kita. Rasanya memang terkadang sebal, mengapa seolah dikejar-kejar disuruh segera menikah. Padahal kita serasa masih begitu bahagia dalam masa lajang. Masih ingin menghabiskan banyak waktu di usia muda untuk sebentar lagi.
"Nak, jangan terlalu khawatir dengan bekal materi dan mentalmu. Jika sudah mampu bersegeralah, semua memang terkadang harus di awali dari nol."
Mungkinlah banyak di antara kita yang belum menikah karena begitu khawatir dengan masa depan ketika bersama pasangan kita nantinya. Khawatir jika belum siap, belum mampu melakuakan kewajiban sebagai seorang yang berkeluarga. Kita yang takut jika gagal, atau memikirkan berbagai kebutuhan finansial dan kebutuhan-kebutuhan lain yang seolah sekarang ini belum kita punyai. Orang tua tentu berusaha untuk menenangkan anaknya, memberikan nasihat sesuai dengan pengalaman yang pernah mereka alami. Tentu diri kita harus menghormati mereka, walaupun mungkin kita berbeda pendapat dengan mereka.
"Nak kejar atau sambutlah jodohmu dengan semangat, lalu segeralah bawa kedepan Emak untuk meminta restu."
Sederhananya, kira-kira kapan kita akan membawa seseorang untuk dikenalkan kepada orang tua kita. Kira-kira kapan kita siap membawa menantu untuk orang tua kita. Kapan kita akan menikah? Kapan kita akan mengakhiri masa lajang kita? Kapan kita berani naik ke pelaminan?.
0 Response to "Nak, Kapan Engkau Mengenalkan Calon Menantu Untuk Emak?"
Post a Comment