1. Filosofi Pertama
“Untuk bisa dipakai menulis, memang harus melewati tahapan dipertajam atau diruncingkan. Sedikit demi sedikit tergores oleh pisau rautannya.”
Maknanya :
“Untuk menjadi seseorang yang hebat, memang harus melewati tahapan penajaman. Berbagai cobaan dan tantangan, disakiti, dilukai, dan lain sebagainya.”
2. Filosofi Kedua
“Pensil adalah alat, setiap orang bisa menuliskan hal yang berbeda. Semua tergantung orangnya.”
Maknanya :
“Setiap orang diberikan kehidupan, entah kita mau menuliskan apa dalam hidup kita. Semua tergantung diri kita sendiri, entah mau menulis cerita yang indah atau sebaliknya.”
3. Filosofi Ketiga
“Apapun pensilnya, seseorang lah yang paling menentukan bagus tidaknya tulisan. Rapi tidaknya tulisan.”
Maknanya :
“Seperti apapun awal hidup kita, kita lah yang paling menentukan nanti akan jadi seperti apa lewat usaha kita. Entah jadi masa depan yang indah, atau menjadi biasa saja.”
4. Filosofi Keempat
“Terkadang kita bisa menuliskan semua huruf dengan benar, terkadang pun juga salah merangkainya. Memang kita tidak selamanya benar.”
Maknanya :
“Dalam menjalani kehidupan ini, kita memang berusaha melakukan sesuatu dengan benar. Namun sebagai manusia, memang kita jauh dari sempurna. Adakalanya kita berbuat kesalahan.”
5. Filosofi Kelima
“Ada kalanya pensil itu akan patah, ada kalanya pensil itu tak runcing. Untuk bisa dipakai harus meruncingkannya kembali, jika tidak diruncingkan bisa tak terpakai lagi.”
Maknanya :
“Dalam menghadapi semua cobaan, ada kalanya mungkin kita bisa saja terjatuh atau dijatuhkan. Namun untuk bisa bermakna dan berkarya lagi, tak lain kita harus berani bangkit kembali.”
6. Filosofi Keenam
“Bukan seberapa bagus atau mahal pensilnya. Yang menarik disukai bagi orang lain adalah hasil tulisan yang hadir karenanya.”
Maknanya :
“Bukan seberapa keren dan mewah hidup yang kita punya. Seseorang yang disukai orang lain adalah kebermanfaatn yang hadir dari semua tingkah lakunya.”
7. Filosofi Ketujuh
“Setiap pensil akan habis nanti setelah dipakai, tidak selamanya akan menjadi pensil yang utuh. Ia hanya meninggalkan tulisan-tulisan yang nantinya bisa dibaca.”
Maknanya :
“Setiap manusia pasti akan mati. Hanya perbuatan-perbuatan kita lah yang bisa diingat orang, entah itu baik entah itu buruk. Kita tidak akan abadi di dunia ini. ”
0 Response to "7 Filosofi Pensil Tentang Kehidupan"
Post a Comment