"Apa yang hilang dari kita bukan orangnya, namun harapan kita untuk bersamanya. Hilang karena akhirnya ia dimiliki orang lain."
Pernahkah kita merasakan rasa kehilangan, padahal diri kita belum sempat memiliki itu. Merasakan kehilangan suatu hal, padahal tidak pernah sekalipun hal itu jadi milik kita. Rasanya memang aneh, namun itulah yang terjadi ketika seseorang akhirnya telah bersanding dengan orang lain. Sedangkan pada saat itu hati kita sedang asyik dalam mengharapkannya. Saat diri kita tengah merasakan cinta kepada seseorang. Namun seseorang itu malahan menikah dengan orang lain. Rasanya memang aneh, unik dan lucu juga kalau kita pikirkan. Hal itu bisa membuat diri kita bersedih, saat kita merenungi bahwa bukan kita yang bersanding dengan dirinya. Sebaliknya, kita pun juga seolah ingin mentertawai diri kita sendiri. Lucu juga rasanya, kita mendambakan orang lain tanpa ia tahu. Lalu malah sakit hati saat dirinya bersanding dengan orang lain. Lucu rasanya diri kita yang patah hati gara-gara diri kita sendiri. Diri kita yang terdahulu hanya bisa mendambakannya diam-diam.
"Bukan kehilangan karena ditinggal pergi, namun diri kita yang sudah tersadar bahwa tidak bisa mengejarnya lagi"
Rasanya memang menancap juga di hati. Kenapa secepat itu ia bersama orang lain. Terkadang kita pun berpikir aneh-aneh. Kenapa si dia tidak menunggu kita. Lalu kita jawab sendiri, ya karena memang diri kita tidak pernah memberi tahu dirinya. Kenapa dia harus bersanding dengan orang lain. Hemmm hal itu memang karena dia mencintai dirinya. Kita mungkin hanya bisa berandai saja, ya andai saja saat itu kita yang dicintainya terlebih dahulu. Duh rasanya ada sedikit penyesalan, namun memang sedikit penyesalan yang terasa. Hal itu karena kita masih dalam taraf berharap diam-diam. Kita belum sempat bersama dirinya menjalin cinta. Semoga memang harapan kita segera berlalu, hingga tidak lama-lama menjadi kesedihan yang hadirkan kesepian.
"Mungkin tanpa sengaja berharap, hingga akhirnya tersadar bahwa kita telah didahului seseorang dalam berharap."
Cerinya memang tentang diri kita yang salah berharap. Entah itu tentang orangnya, atau tentang waktunya. Disaat si dia telah mencintai orang lain, kita baru saja mengharapkannya. Ketika sudah mengaharapkan orang lain, namun ternyata diri kita yang baru hadir dalam dirinya. Rasanya ingin menyalahkan diri sendiri, kenapa kita tidak hadir lebih dahulu dari orang yang kini bersanding dengannya. Bisa jadi ada dahulu ada kesempatan yang lebih besar jika kita lebih dahulu di hatinya. Hehehe, namun diri kita memang tidak boleh terlalu pusing memikirkan kisah aneh kita itu. Namanya manusia, memang terkadang harapan itu terasa tanpa sengaja. Salah berharap itu memang wajar, kalau memang sudah sadar bahwa itu salah. Maka memang diri kita harus segera berharap kepada orang yang benar. Masih siap untuk berharap, walau gagal itu adalah memang resikonya.
"Tiada lain untuknya, kecuali mendoakannya semoga ia bahagia."
Agar hati tetap merasa ikhlas, walau awalnya ingin sekali mengulang waktu. Serta sambil berandai-andai dengan harapan yang aneh-aneh tentangnya. Memang diri kita harus segera tersenyum kembali. Tersenyum kepada diri sendiri, memang dirinya bukan jodoh kita. Dia adalah jodoh orang lain yang sempat kita harapkan. Jodoh orang lain yang pernah kita doakan secara diam-diam. Tiada lain saat ini untuk tetap berjalan seperti biasa. Ada kalanya diri kita mentertawakan diri kita sendiri agar kita bisa tersenyum. Ternyata diri kita aneh, ternyata diri kita lucu, dan lain sebagainya. Saat ini kita bisa mendoakannya, mendoakannya agar hati kita terasa lega. Semoga ia bahagia, dan kita bisa bahagia pula. Kita bisa menemukan sosok yang lain, semoga bisa berharap kembali tanpa salah sasaran.
0 Response to "Merasa Kehilangan Tanpa Sempat Memiliki"
Post a Comment