Hai Kamu! Orang Yang Suka PHP. Apa Kamu Pengen aku TENGGELAMKAN !

"Sudah lama memberikan perhatian, namun kok tidak memberikan keseriusan. Apa mau ditenggelamkan saja?".

Mungkin diri kita akan begitu kesal. Jika ada orang yang mendekati kita. Ia suka memberi perhatian, suka memancing-memancing perasaan. Seiring bergulirnya wakut, jadi tahu kalau ia memang hanya seperti itu saja. Tidak ada namanya keseriusan. Ia hanya suka bermain perhatian. Rasanya kita tentu ingin menanyakan dengan jelas. Namun saat ditanya, tidaklah ada jawab dari dirinya.  

"Suka sekali merayu, memberikan kata-kata manis tentang cinta. Namun apalah daya, hati ini seolah dipermainkan semata."

Rasanya tentu penasaran awalnya, ketika ada seseorang yang seolah memberikan perhatian khusus kepada kita. Kita merasa menjadi sosok yang ia istimewakan. Tentu hampir setiap orang akan merasa bangga, karena merasa dicintai oleh seseorang. Walaupun pada awalnya kita tidak pernah mengetahui secara pasti, apakah benar ia mencintai kita atau tidak. Seiring bergantinya waktu, rasa bangga dan senang itu pun akhirnya hilang. Saat kita menyadari, ternyata ia hanya pandai merayu semata. Kita justru akhirnya begitu sebal padanya, kita ingin menenggelamkannya. Menenggelamkannya di dasar samudra, hingga kita tidak akan melihatnya lagi. 

"Menenggelamkanmu ke dasar lautan memang sebuah kejahatan, namun cukup menenggelamkan perasaan saja agar dirimu tidak bisa terlihat lagi."

Pemberi harapan palsu alias PHP memang begitu menyakitkan hati. Begitu melambungkan perasaaan, namun memang hanya membuat kita melayang-layang saja. Akhirnya kita juga yang merasa dilepasnya, hingga akhirnya jatuh terhempas ke tanah karena sadarnya rasa yang hanya palsu. Kita terhempas sedih karena kekecewaan. Jalinan yang sudah lama dibina, serasa tidak ada harganya. Sebuah harapan-harapan yang ia sampaikan, hanya tinggal bualan belaka.

"Memang terkadang berani bilang cinta, namun anak kecil pun bisa jika harus mengatakan cinta-cinta. Apakah hanya sekadar seperti itu buktinya."

Jika sekadar hanya kalimat i love u , i miss you dan kata-kata lain sejenisnya. Niscaya anak kecil pun bisa mengatakannya. Jika kita sudah beranjak dewasa, tentu bukan hal seperti itu yang kita harapkan dalam pembuktian cinta. Mungkin saja jika sudah beranjak ke arah dewasa, sebuah status pacaran itu juga masih sekadar menabur harapan-harapan. Status pacaran yang dibina hanya saling berjanji dan menabur harapan di masa depan. Kita akan seperti ini dan kita akan seperti itu. Mungkin akhirnya kita akan berpikir dan menyadari, bahwa cinta itu tidak hanya tentang kata-kata manis yang ia katakan. Bukan pula sekadar harapan-harapan yang ia sampaikan. Tidak hanya dalam status pacaran, tidak hanya saling meminta untuk menunggu. Tentu ada tujuan yang kita inginkan dalam cinta kita. Tujuan untuk bersama selamanya. Hingga seseorang yang mengatakan cinta itu tidak akan dilabeli sebagai pemberi harapan palsu saat ia berani membuktikannya. Saat ia berani mengajak kita ke arah hubungan yang serius, mengajak kita mengikatkan janji suci bersama. 

Tweet