"Katanya dulu sih mau mendukung, namun ternyata malah menikung. Katanya mau bantuin, malah diembat sendiri."
Pernahkah diri kita mencintai orang lain lalu kita bercerita dengan seorang sahabat kita sendiri. Teman kita sendiri yang kita percayai. Ia terlihat begitu mendukung, ia merespon bahwa ia akan membantu kita mendapatkan dirinya untuk menjadi jodoh kita. Ia memberi tawaran untuk membantu. Hingga waktu menjawabnya sendiri. Sosok teman yang kita percayai itu malah tanpa sepengetahuan kita mendekatinya. Hingga pada suatu hari ia bersama dengan dirinya. Pastilah diri kita jadi bertanya-tanya, mengapa dia melakukan hal seperti itu. Mengapa engkau begitu egois.
"Sedihnya bukan karena ia yang kini jadi miliknya. Namun kepercayaan yang ada telah ia kecewakan dengan sikap tingkahnya."
Tentu diri kita akan menjadi kecewa pada teman kita itu. hal itulah yang membuat diri kita begitu bersedih. Seolah keberadaan diri kita selama ini tidak dihargai olehnya. Kita yang bercerita padanya, kita yang sudah berniat serius dengan berbagai perjuangan yang kita lakukan. Orang yang kita cintai itu malah didekati olehnya juga, ia diam-diam berusaha mendapatkannya tanpa kita ketahui.
"Memang jodoh itu bisa dengan siapa saja. Dengan siapapun kamu bisa memilihnya. Namun mengapa engkau menikung sosok yang temanmu cinta."
Memang dirinya itu berhak memilih siapapun, memilih siapa yang paling cocok dengan dengannya. Jodoh itu memang pilihan kita sendiri. Namun sedih rasanya jika kita malah menyerobot sosok orang yang dicintai teman kita sendiri. Walau kita sudah tahu posisinya. Kecuali memang diri kita sama sekali tidak mengetahuinya, tanpa pernah diajak curhat dan ngobrol tentang si dia. Mengapa tidak saja bercerita dari awal, agar tidak menjadi runyam di hari berikutnya.
"Kenapa tak bilang dari awal, hingga kita bisa bersaing dengan fair. Hingga selama ini kau diam, lalu kau tertawa saat kau bisa milikinya."
"Mungkin engkau telah menumbuhkan cinta di hatinya, namun dirimu hadirkan luka di hati sahabatmu sendiri. Sedih, sepi, sebal dan rasa kecewa."
Jika kita menikung teman. Bisa jadi memang akhirnya diri kita itu bisa membuat seseorang yang kini bersama kita itu untuk saling mencintai satu sama lain. Akan tetapi di lain sisi ada hati seorang sahabat yang terluka. Tentunya menemukan seorang sahabat itu tidak mudah rasanya. Kehilangan seorang sahabat juga merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan bagi hati. Maka memang diri kita harus menjaga hati ini, agar hati ini tidak terjebak perasaan yang harus menikung seorang yang dicintai teman kita.
"Seolah persahabatan yang telah lama ada, harus ternodai karena adanya cinta. Cinta yang kau sembunyikan untuk orang yang begitu aku cintai."
"Sekarang entah harus berbuat apa, engkau telah jadi jodohnya. Ya semoga bahagia, semoga engkau tidak menikung-nikung dan melukai hati orang lain lagi. Dan jagalah dia selalu."
Tidak lain jika orang yang kita cintai itu akhirnya bersama teman kita sendiri. Kita tidak mungkin akan berusaha merusak hubungan mereka, karena kita merasa sakit hati. Balas dendam itu tentu tidak baik tentunya. Biarlah mereka bahagia, biarlah orang yang sempat kita cintai itu bahagia. Sering kali memang orang yang kita cintai, dia bukanlah orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita relakan dia, serta semoga teman kita itu tidak akan menikung-nikung lagi. Apalagi dia sudah mempunyai pendamping. Iya semoga dia dapat memebhagiakan orang yang pernah kita cintai itu. Serta kita segera menadapatkan penggantinya.
Tidak lain jika orang yang kita cintai itu akhirnya bersama teman kita sendiri. Kita tidak mungkin akan berusaha merusak hubungan mereka, karena kita merasa sakit hati. Balas dendam itu tentu tidak baik tentunya. Biarlah mereka bahagia, biarlah orang yang sempat kita cintai itu bahagia. Sering kali memang orang yang kita cintai, dia bukanlah orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita relakan dia, serta semoga teman kita itu tidak akan menikung-nikung lagi. Apalagi dia sudah mempunyai pendamping. Iya semoga dia dapat memebhagiakan orang yang pernah kita cintai itu. Serta kita segera menadapatkan penggantinya.
0 Response to "TTM - Teman Tapi Menikung"
Post a Comment