image : pixabay.com |
"Hidup yang kita punya kadang memang terasa tak seindah hidup orang lain, namun juga ternyata sering kali lebih indah dari orang lain tanpa kita sadari"
Pernah mungkin kita merenung sendiri, mencoba merenungkan hidup yang kita punya. Berpikir tanpa berucap kata seraya membandingkan hidup yang kita punya dengan hidup teman-teman kita. Terlintas berbagai pertanyaan terhadap diri kita sendiri. Mengapa seperti ini hidup yang kita miliki. Mengapa seperti itu hidup yang mereka miliki. Kita jadi merasa tak seberuntung orang lain. Mungkin pada saat itu diri kita terlalu berkhayal jadi orang lain, sehingga kita merasa bahwa hidup kita tidak seindah hidupnya.
"Jalan hidup orang lain itu berbeda-beda, jika kita terlalu berkhayal memiliki hidup seperti orang lain. Bisa jadi malahan kita tidak sempat menikmati hidup kita sendiri."
Membandingkan hidup yang kita miliki dengan milik orang lain itu memang hal yang wajar terjadi. Kita sebagai manusia tidak lepas dari perbandingan-perbandingan dalam hidup. Hal itu bisa menjadi bahan renungan dan sebaliknya bisa menjadi sebuah sumber keluhan. Kita bisa menjadi tersemangati, saat kita menempatkan pembandingan yang ada agar kita bisa lebih baik dari orang lain. Sebaliknya, kita bisa menjadi orang yang sering mengeluh saat kita terlalu terpuruk dan bersedih karena tidak bisa seperti orang lain. Terlalu berkhayal untuk bisa seperti mereka, tanpa melakukan hal-hal yang berarti. Membandingkan hidup kita dengan orang lain tidak boleh membuat diri kita patah semangat untuk bahagia. Dalam setiap hal yang kita miliki, tentulah ada hal yang sepatutnya bisa kita nikmati.
"Sering kali kita merasa bahwa orang lain punya ini dan itu, bisa ini dan bisa itu. Sedangkan diri kita seolah tidak bisa apa-apa dibanding mereka. Mungkin saat itu diri kita sedang terlalu mengeluh atas semua cobaan yang ada."
Iri hati dan cemburu tidak bisa terlepas dari kita sebagai manusia yang biasa saja. Iri hati kepada orang lain, berbalut berbagai kecemburuan yang timbul karena berbagai perbedaan yang tercipta antara diri kita dan mereka. Semua hal itu bisa menjadikan kita semakin bersemangat untuk mengejarnya, atau sebaliknya hanya menjadi beban hati ketika kita hanya menggerutu dan mengeluh di belakangnya. Semuanya memang tergantung diri kita sendiri. Mau tetap bahagia dalam berusaha mengejarnya, atau malah sibuk menghitung kesuksesan orang lain.
"Hidup setiap orang itu memang unik, setiap dari kita mempunyai jalan kebahagiaannya sendiri. Tentang bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang Allah beri, lalu mencoba menjalaninya sebahagia mungkin."
Daripada terlalu sibuk merasakan keirian hati kepada kenikmatan orang lain. Daripada kita terlalu menyitakan waktu untuk menghitung berbagai kesuksesan orang lain. Mengapa kita tidak menikmati kehidupan kita sendiri. Tersenyum merasakan berbagai kebahagiaan yang mungkin juga tidak dirasakan orang lain. Tentulah ada banyak hal yang kita miliki namun belum dimiliki orang lain. Dinikmati saja apa yang ada, kita bersedih bisa jadi karena terlalu memikirkan apa yang dikomentarkan orang lain. Diberi komentar inilah, dikomentari seperti itulah. Sebenarnya memang biasa saja, komentar dan omongan orang itu memang selalu ada.
"Bersedih karena tidak bisa seperti orang lain itu wajar saja, asalkan diri kita tidak menyalahkan apa yang terjadi. Biarlah yang terjadi itu terjadi, terpenting diri kita sudah berusaha untuk bahagia."
Ada kalanya memang kita merasakan kalah dibanding orang lain. Ada kalanya kita tidak bisa seperti orang lain. Memang seperti itulah hidup. Setiap orang punya jalan yang berbeda, setiap orang punya pencapaian yang berbeda dalam hidupnya. Bisa saja usaha yang dilakukan antara dua orang itu sama, namun ternyata hasilnya berbeda. Kejadian seperti itu adalah ketentuan Allah yang tidak bisa kita protes. Semua tentu ada hikmah dan bagian keadilan-Nya sendiri yang perlu kita resapi. Kita tentu mengerti bahwa untuk bahagia itu kita tidak harus lebih baik dari orang lain. Kita tidak perlu harus lebih wah dari orang lain, baru merasa bahagia.
"Nikmati saja hidupmu, bisa jadi orang yang kita anggap lebih bahagia itu sebenarnya tak sebahagia kita. Bahagia itu ada dalam penerimaan hati, bukan sekadar berlimpahnya semua kepuasan materi yang tersedia."
"Nikmati saja hidupmu, bisa jadi orang yang kita anggap lebih bahagia itu sebenarnya tak sebahagia kita. Bahagia itu ada dalam penerimaan hati, bukan sekadar berlimpahnya semua kepuasan materi yang tersedia."
0 Response to "Nikmati Saja Hidupmu, Tak Perlu Terlalu Berkhayal Jadi Orang Lain"
Post a Comment