Terima Kasih Ya Allah, Engkau Telah Hadirkan Sosoknya Untuk Bersedia Menikah Denganku

Tak terbersit awalnya, bagaimana diri kita akan mencintai seseorang. Bagaimana diri kita akan jatuh hati kepada salah satu sosok di dunia ini. Seseorang di antara jutaan orang di dunia ini. Seseorang yang mungkin biasa saja di mata orang lain, namun begitu sangat berharga bagi diri kita. Ataupun seseorang yang memang diidolakan banyak orang, namun ternyata diri kita yang paling mengharapkannya. Begitulah misterinya perasaaan yang menumbuhkan rasa yang istimewa, cinta.

Lama sendiri, bisa jadi kita dahulu disebut seseorang yang lajang. Bisa juga kita dilabeli dengan sebutan jomblo. Apalagi bagi kita yang terlihat sendiri cukup lama. Mungkin ada di antara kita yang diberi label "Jones" alias jomblo ngenes. Walapun entah diri kita itu bahagia atau sedih dalam menjalani kesendiria itu, banyak teman yaang berasumsi jika masih saja melajang. Maka bisa ditebak bahwa hati kita aka merasa sepi, sepi akan perhatian, sepi akan teman sandaran, hingga yang paling utama adalah sepi akan hadirnya kasih sayang.

Menikah, salah satu momen yang sangat istimewa di hidup ini. Hingga seolah hal itu menjadi salah satu hal yang memang kita idam-idamkan untuk segera terwujud. Bersanding dengan seseorang, bisa bersamanya tiap hari. Memadu kasih dan menghilangkan semua kesepian yang selama ini melanda hati. Bisa bercumbu mesra dengan halalnya, tanpa takut resiko atas omongan maupun ocehan orang. Menikah, sungguh teramat bahagia terbayangkan saat kita masih sendiri. Tatkala banyak teman kita, ternyata sudah bertebaran menyebarkan undangan pernikahannya. 

Kesabaran memang berbuah manis jika kita mau menghadapinya dengan optimis. Bahwa jodoh itu sudah digariskannya, digariskan akan bersanding dengan kita. Saat dahulu kesendirian akhirnya bisa kita lewati. Saat omongan dan komentar banyak orang mampu kita hadapi. Saat semua rasa sendiri dan sepi mampu kita jalani. Akhirnya Sang Maha Cinta pun memberikan sosok yang begitu Indah untuk diri kita. Sosok yang mungkin awalnya tak kita duga, atau sosok yang selama kita harapkan dengan diamnya cinta. Ternya dia mau memberi hati pada diri kita. Bahagia sekali, saat cinta di hati tak tertolak olehnya. Saat keinginan di hati tak teracuhkan olehnya.

Allah Ta'ala, Dia-lah yang maha mengerti akan kebutuhan dan keinginan kita. Saat cinta sudah bersambut indah, serasa kita akan selalu berucap terima kasih kepada Sang Pencipta. Merasa bersyukur telah dianugerahi sosok jodoh yang begitu istimewa. Serasa dia sangat istimewa dan begitu luar biasanya. Walaupun entah apa kata orang lain. Kita memang sudah merasa tak terlalu mementingkan ocehan orang lain. Rasanya cinta dan kenyamanan sudah mendominasi hati, jadinya memang kita sudah yakin dengan pilihan kita itu. Jika kita justru terlalu mempermasalahkan komentar-komentar yang datang. Bisa jadi hal itulah yang menghambat kita menerima jodoh kita.

Siapa yang tak merasa bahagia, saat sosok yang kita cintai lalu dia bersedia menikah dengan kita. Rasanya memang tidak bisa dilukiskan sedetail mungkin, hemmm rasanya itu membahagiakan sekali. Mau bersedia menikah dengan kita, hal itu menjadi bukti keseriusan dalam hubungan ke depan. Tak hanya sekadar kata cinta dalam balutan rayuan. Tak sekadar gombalan kata rindu yang sering terucapkan. Saat seseorang bersedia menikah dengan kita, berarti ada hati yang memang sudah nyaman sekali dengan diri kita ini. Sudah merasa yakin akan kehadiran diri kita. Tentu hal itu tak mudah, tak mudah untuk meyakinkan seseorang untuk serta merta mau diajak nikah. Kita perlu usaha, berjuang memperbaiki diri, hingga doa-doa yang kita panjatkan setiap hari.

"Diantara puncak kebahagiaan bagi kita adalah tatkala Allah Ta'ala telah menggerakkan dan membuka hati seseorang untuk diri kita, hingga ia bersedia memilih menikah dengan kita. Menjadi pelengkap hidup dengan penuh rasa cinta yang dimilikinya. Alhamdulillah..."

Tweet