Dalam menjalani kehidupan ini, untuk dapat bertahan maka kita akan bekerja. Bekerja untuk mengusahakan rejeki yang telah ditentukan oleh Sang Pemberi Rejeki. Kita sebagai manusia sadar bahwa kita wajib bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan, tak hanya cukup berpangku tangan atau hanya cukup dengan berdoa saja.
Setiap dari kita mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda. Ada yang bekerjanya di lapangan, ada pula yang berada di dalam gedung atau kantoran. Ada yang bersepatu dan berdasi, adapula yang bercangkul dan berbekal palu besi. Ada yang berpakaian serba rapi, serta ada pula yang dengan pakaian lapangan yang sering kotor terkena debu. Pekerjaan yang berbeda-beda itu adalah sebuah pilihan yang memang sudah kita pilih sendiri. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita. Kita tidak bisa memaksa diri kita mengerjakan pekerjaan orang lain, atau memaksa orang lain menjadi diri kita. Andaikan dipaksa, kemungkinan diri kita akan kesulitan menjalaninya.
"Apapun pekerjaan kita, terpenting memang diri kita bisa menjalaninya dengan baik dan bahagia."
Jangan berpikir yang buruk dengan pekerjaan kita, merasa bahwa pekerjaan orang lain itu terasa jauh lebih enak dari pekerjaan kita. Tidak semua yang terlihat, itu yang terasakan. Tidak semua yang terdengar, itu yang nyata dirasakan oleh hati. Tingkat kebahagiaan itu memang berbanding lurus dengan seberapa besar diri kita merasa menikmati pekerjaan kita. Mungkin terkadang kita membandingkan pekerjaan kita dengan pekerjaan teman-teman kita yang seolah mampu hasil yang banya setiap bulannya. Kita mungkin terlalu menilai hasilnya daripada apa yang dijalaninya. Bisa jadi diri kita yang berpenghasilan biasa, lebih bahagia dari mereka. Ketika mereka begitu tersita waktunya untuk bekerja, berangkat pagi pulang malam. Tak punya banyak waktu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk keluarganya. Sedangkan kita mampu memberi waktu yang banyak untuk keluarga kita.
( Baca juga : Kata-Kata Rindunya Orang Tua Terhadap Anak-Anaknya )
Pekerjaan yang telah kita pilih dan kita tekuni, bisa pula menjadi bahan omongan orang lain. Dikomentari dengan berbagai macam sindiran dan kata-kata yang tidak enak didengar oleh hati. Bisa dikomentari karena hasilnya yang tak seberapa, dikomentari karena dirasa sebagai pekerjaan yang tidak keren, atau dikomentari karena pekerjaan kita dipandang remeh. Beginilah hidup di dunia, semua hal memang tidak lepas dari komentar teman-teman dan juga para tetangga. Ini memang bagian dari ujian dari pekerjaan kita, ujian berupa kesabaran.
"Pekerjaanku memang sederhana, namun aku bahagia menjalaninya. Aku bersyukur dengan segala hasilnya."
Mungkin di suatu hari, diri kita pernah dibanding-bandingkan dengan orang lain. Pencapaian yang telah kita usahakan dibandingkan dengan kesuksesan orang lain. Berbagai perbandingan mereka utarakan kepada kita, entah itu secara langsung ataupun melalui sindiran-sindiran. Memang hal seperti itu seolah ada-ada saja, maka kita tidak perlu terlalu memasukkannya ke dalam hati. Jika terlalu dipikirkan malah akan menjadi beban di hati. Jika terlalu dipikirkan malah bisa-bisa menjadi penyakit bagi diri. Semua orang memang bisa berkomentar apapun, mereka bisa memberikan tanggapan apapun. Namun, tetap saja yang merasakan betapa enaknya pekerjaan kita itu memang adalah kita sendiri. Suka dan dukanya yang merasakannya adalah diri kita sendiri.
Pekerjaan yang kita punya, layaknya memang kita harus syukuri. Bahagia bukan karena perkataan dan pujian orang lain, bahagia itu karena rasa syukur atas perjuangan kita sendiri. Bukankah yang lebih utama memikirkan kehalalan dan berharap keberkahan dari pekerjaan kita itu. Tidak semua orang pula bisa memiliki pekerjaan, sehingga sungguh beruntung diri kita yang masih diberikan kemampuan dan kesempatan untuk bekerja. Serta dalam hidup ini, tidak salahnya bagi diri kita walau senantiasa menikmati pekerjaan yang ada. Kita perlu melakukan perbaikan dalam usaha dan pekerjaan kita. Menjadi lebih baik itu tentu bukan sesuatu yang salah. Asalkan itu bukan karena termakan gengsi atau rasa malu dengan semua komentar orang lain.
"Membandingkan pekerjaan kita dengan teman yang lebih terlihat sukses, memang bisa memotivasi. Namun jika terlalu membandingkannya, bisa membuat kita menjadi kurang mensyukuri pekerjaan yang kita punya. Kemudian, membandingkan pekerjaan kita denga teman yang terlihat tidak lebih sukses dari kita, memang bisa menumbuhkan rasa peduli. Namun jika terlalu membandingknnya, bisa membuat kita menjadi merasa sombong karena pencapaian kita lebih mereka."
0 Response to "Pekerjaanku Memang Sederhana, Namun Aku Bahagia Menjalaninya"
Post a Comment