Image : okezone.com |
Kata-Kata Filosofi Memancing
Memancing adalah salah satu hobi yang bisa dilakukan oleh seseorang. Ada yang begitu suka untuk memancing, entah itu ia lakukan sebagai hiburan atau memang ia lakukan secara rutin. Memang tidak semua orang suka memancink, namun tentu banyak sekali orang yang suka memancing. Kali ini AJP ingin mengupas pelajaran hidup yang terinspirasi oleh kegiatan memancing. Karena setelah dipahami memang memancing itu mengandung banyak filosofi tentang kehidupan, terutama kali ini akan banyak berkaitan dengan rizki. Oke mari kita mengupasnya secara sederhana, berikut filosofi memancing tentang rizki versi AJP Creations :
1. Filosofi Memancing Pertama, Tentang Waktu.
"Memancing membutuhkan kesabaran, sekalipun kita menaruh kali di tempat yang sama, umpan yang sama, cara yang sama dengan orang-orang yang memancing lainnya. Maka kecepatan waktu untuk mendapatkan ikan ternyata tidaklah sama."
Bagi kita yang sedang berusaha, bisa jadi usaha kita itu sama atau hampir mirip dengan orang lain. Kita sama-sama berusaha seperti yang lainnya. Kita membuka usaha, kita bekerja, kita melakukan ini dan itu agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Namun sering kali mungkin akan melihat orang-orang lain itu bisa sukses atau berhasil lebih dahulu. Teman-teman kita berhasil lebih dahulu, sedangkan kita entah kapan hal itu terjadi. Seperti halnya saat memancing, entah kapan kita akan mendapatkan ikan. Memang kita tidak pernah tahu waktunya keberhasilan itu tiba.
Seperti itulah rahasia seluk beluk keberhasilan seseorang, tak ada yang pernah tahu. Allah menyembunyikan waktunya agar kita mau berusaha, bekerja dan berdoa dalam segenap kesabaran. Kalau kita tidak sabar, bisa dipastikan kita bisa jadi tidak akan meraih apa-apa. Saat teman-teman kita yang memancing itu berhasil mendapatkan ikan, dan kita belum juga. Lalu kita berhenti memancing dan mengangkat umpannya. bisa dipastikan bahwa kita telah menyerah dalam mendapatkan ikan. Begitulah hidup pula, jika kita menyerah dalam berusaha. Keberhasilan itu menjauh, bahkan mungkin akan hilang kesempatan yang ada. Padahal bisa jadi, ada ikan besar yang siap memakan umpan kita.
2. Filosofi Memancing Kedua, Tentang Hasil.
"Memancing membutuhkan rasa penerimaan, sekalipun usaha kita sama dalam memancing. Tentu hasil pancingan akan berbeda-beda, ada yang dapat besar ada yang dapat kecil. Ada yang dapat banyak, ada pula yang dapat sedikit."
Saat kita tengah memancing, mungkin kita akan berjejer bersama orang lain di tempat memancing itu. Saling melempar kail ke dalam air, hingga lambat laun ada yang sudah dapat ikan. Hingga akhirnya giliran kita yang mendapatkan. Bisa jadi kita yang mendapatkan lebih besar, atau sebaliknya kita yang mendapatkan lebih kecil ikannya. Bisa kita yang mendapatkan lebih banyak, atau kita yang justru mendapatkan paling sedikit. Padahal mungkin kail kita, umpan kita, dan segenap peralatan yang kita lakukan itu sama.
Pernahkah kita merasa iri dengan hasil yang didapatkan orang lain? merasa bertanya-tanya mengapa mereka bisa mendapatkan hasil yang lebih dari kita. Padahal usaha kita kurang lebih sama dengan dirinya. Pernahkah kita merasa heran, terkadang orang lain nampak lebih sukses dari kita. Padahal kerja keras yang ia lakukan itu kurang lebih sama dengan yang kita lakukan. Begitulah rizki, Allah yang sudah mengaturnya sedemikian rupa. Mungkin kita masih berpikiran tentang jumlah dan kuantitasnya. Kita tidak pernah atau jarang melihat mengapa Allah memberikan sedemikan rupa hasil dari usaha kita. Hasil usaha yang melimpah itu bisa menjadi angerah, bisa pula menjadi sebuah ujian. Bagaimana Tuhan menguji kita untuk apa hasil semua itu akan digunakan. Hasil usaha yang sedikit, bisa menjadi keberuntungan dan mungkin sering kita anggap sebagai ujian. Inilah yang namanya rizki, besar kecil yang kita dapat itu akan tetap menjadi rahasia. Besar kecil yang kita dapat, adalah kumpulan soal-soal yang memberikan pertanyaan tentang bagaimana kita akan memanfaatkannya dan menggunakannya.
3. Filosofi Memancing Ketiga, Usaha Mempengaruhi Hasil.
"Bagaimana cara kita memancing, kail kita, jumlah kailnya, umpannya, cara memancingnya, tempat memancingnya dan lain-lain. Semua itu akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang kita usahakan."
Setelah kita mengerti tentang kerahasiaan waktu dan hasil ketika memancing. Ternyata semua itu tetap bisa kita usahakan. Sekalipun diri kita tidak pernah tahu kapan umpan kita akan dimakan ikan. Sekalipun kita tidak pernah tahu sebesar apa ikan yang akan memakan umpan kita. Kita tetap bisa berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang paling memuaskan. Ini tentang bagaimana cara kita memperbesar peluang diri kita meraihnya. Seperti, jika kita menggunakan banyak pancing, tentu hal itu lebih berpeluang mendapatkan ikan. Jika kita memancing di sungai yang besar, tentu lebih menjanjikan daripada memancing di selokan depan rumah. Jika kita menggunakan umpan yang enak untuk ikan, tentu hal itu lebih memungkinkan mendapatkan ikan daripada umpan yang ala kadarnya.
Usaha kita akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal, jika kita memang berusaha lebih maksimal. Jika kita hanya berusaha ala kadarnya atau malas-malasan, berharap mendapatkan hasil yang melimpah itu bisa jadi seperi sebuah impian bualan saja. Ada usaha, ada hasilnya. Disertai dengan segenap doa-doa yang tetap kita panjatkan kepada Sang Maha Kuasa. Allah pun sudah memberikan penjelasan kepada manusia, bahwa memang nasib yang kita peroleh itu tergantung bagaimana diri kita mau mengubah dan mengusahakannya atau sebaliknya.
Oke, demikian filosofi memancing menurut AJP. Semoga bisa bermanfaat dan menambah sudut pandang kita tentang memaknai kehidupan ini.
0 Response to "Kata-Kata Filosofi Memancing"
Post a Comment